Rabu, 06 November 2013

Analisis Film Dokumentasi Ahok

Film Pendek Dokumenter Terbaik XXI Short Film Festival 2013.
Dokumentasi perjalanan hidup seorang Basuki Tjahaja Purnama saat berkampanye sebagai calon Anggota DPR dari daerah Bangka Belitung di Pemilu 2009 lalu

Credits to: Chandra Tanzil (Alm.) dan Amelia Hapsari (In-Docs)
Animasi oleh Wahyu Aditya

       Dari film dokumentasi pendek ini menjelaskan perjalanan Ahok hingga ia berhasil menjadi anggota DPR RI Bangka Belitung 2009. Awalnya Beliau tidak memiliki keyakinan untuk menjadi seorang pejabat, namun ayahnya yang sebelumnya juga seorang pejabat meeyakinkannya, bahwa ia mampu, karena di luar sana banyak orang-orang susah yang membutuhkan bantuan orang sepertinya. Beberapa kali beliau mencalonkan menjadi wakil rakyat dan berhasil. Terakhir kali adalah pencalonannya menjadi anggota DPR RI Bangka Belitung tahun 2009, sebelum akhirnya menjabat menjadi wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini.
      Meskipun Kemungkinannya kecil untuk menang, namun beliau memiliki keberanian yang besar dan mau berusaha. Dengan presentasi hanya 5% penganut Kristen Protestan dan 12% golongan Tionghoa. Mungkin akan sangat berat untuk beliau memenangkan kampanye ini.Ditambah lagi beliau harus menyerahkan 25 juta rupiah kepada ketua partai golkar, yang seharusnya tidak ada di dalam perjanjian. Namun beliau tidak mau melakukannya, ia memiliki jurus tersendiri agar dipilih rakyat secara adil dan jujur.
      Jurus yang pertama adalah berkeliling , dengan begitu masyarakat disekitar Bangka lebih mengenal dirinya. Selanjutnya adalah berbincang-bincang dengan warga sekitar sambil mempromosikan diri.Hal yang paling sering dibicarakan tentang dirinya adalah SARA. Ahok tidak takut dengan adanya perbedaan SARA. Dengan meyakinkan masyarakat bahwa yang terpenting bukanlah ia dari non islam ataupun kaum tionghoa, namun bagaimana karakter seorang pemimpin tersebut.Pemimpin yang bisa mensejahterakan rakyatnya, yang akan menjadikan Bangka lebih baik Selain itu Ahok juga mencantumkan nomor telephonnya pada baliho-baliho yang dapat di lihat warga, dengan begitu jurus ASAD (Anda SMS Ahok Datang) dapat terlaksana. Tujuan dari sms ini adalah, bila ada orang yang mau membantu kampanye ini, maka ia akan segera datang ke lokasi, meskipun mungkin Ahok tidak mengenal orang yang ingin membantu tersebut. Jurus ke 5 adalah foto-foto. Dari foto orang akan mengenal siapa dirinya, maka dari itu akan sangat membantu dalam memperoleh dukungan.Lalu, dengan adanya relawan yang rajin dan setia , seperti contohnya Ciku seorang penjual barang, sambil menjual barang- barang dagangannya, ia membantu ahok membagikan hasil-hasil foto yang telah diambil, sebagai kenang-kenangan warga. Dengan begitu warga setempat bisa mengingat Ahok . Yang terakhir adalah "Nekat" meskipun banyak kendala yang menghadang, ia tetap maju terus dan tidak mudah menyerah.
      Kampanye yang ia jalankan menghasilkan buah yang baik pada pemilu yang diadakan. Dengan perolehan tertinggi yaitu 35.416 suara. Ahok berhasil menduduki 3 kursi DPR RI Bangka Belitung bersama Rudyanto Tjen dan H. Paiman. 


Analisis : Ahok adalah sosok tokoh yang sangat menginspirasi. Ia memulai semuanya dari bawah dan terus berjuang tanpa takut masalah yang akan ia hadapi. Beberapa Jurus yang ia jalankan seperti berkeliling, ngobrol sambil promosi, tidak takut SARA, ASAD, foto-foto, dan adanya relawan yang rajin dan setia, membuktikan kualitas dirinya sebagai seorang pemimpin yang peduli akan kepentingan rakyatnya bukan hanya kepentingan diri sendiri. Saat ini masyarakat sudah mulai bisa melihat pemimpin yang sebenarnya mereka butuhkan, yaitu pemimpin yang memiliki potensi untuk membuat kemajuan bagi daerahnya, dan itu ada dalam diri ahok. Ahok adalah seorang pemimpin yang bisa menjadi teladan dalam hal kejujurannya dan tentunya pemimpin yang mau bermasyarakat pula. Dengan semua perjuangan yang ia lakukan melewati masalah-masalah seperti isu-isu SARA maupun pihak-pihak oknum-oknum yang ingin menjatuhkannya. Ia sudah menunjukan bahwa itu semua tidak menjadi penghalang untuk dirinya. Seperti yang ia katakan dalam salah satu kampanyenya , meskipun ia non islam dan dari golongan tionghoa, namun yang terpenting sekarang siapa yang bisa menjalankan keislaman itu lebih baik, siapa yang bisa mensejahterakan rakyat seperti kata Nabi Muhammad, jangan sampai yang islam malah yang berkelakuan komunis. Dari hal-hal tersebut, maka kita bisa melihat bahwa kita membutuhkan pemimpin yang berani mengambil langkah untuk lebih maju, pemimpin yang jujur, dan pemimpin yang peduli pada rakyatnya, seperti yang kita dapat contoh seorang Basuki Tjahaja Purnama.



                                                                                                                                     _Debora _

Tidak ada komentar:

Posting Komentar